Coretan Mimpi

| |

    Halo ... ini adalah cerpenku yang terbaru (kayak apa aja ya?) emang sih baru sedikit (kehabisan ide)...




    "CORETAN MIMPI"






         Tinggal selangkah lagi, aku kan gapai mimpiku yang dari dulu ku cita-citakan. Kini aku sedang mengepak semua barang-barangku bersiap untuk pergi meraih mimpiku itu. Kupandang sekeliling kamarku, semua barang sudah di pak, hanya tinggal lemari, tempat tidur, dan meja belajarku. Kudekati meja belajar itu, tergeletak sebuah buku biru lusuh, buku penuh kenangan. Ku buka halaman pertama buku itu, tertempel foto seorang gadis kecil dengan senyuman manis penuh impian. Aku sangat kenal gadis itu, ia adalah gadis penuh mimpi.
   Gadis itu bernama Vita. Anaknya lucu dan periang. Setiap hari selalu ia sambut dengan senyuman. "Vita, sudah jam setengah tujuh.. kalau tidak bangun sekarang nanti kamu telat pergi sekolah," kata ibu. "Ya bu, Vita sudah bangun kok!," teriak Vita dari kamarnya. Pagi ini cerah seperti biasanya, Vita bergegas membereskan buku dan mandi. Sarapan pagi ini berjalan seperti biasa, tapi ada satu sosok yang kurang di meja makan. "Mana ayah bu?," tanya Vita. "Ayah tadi pagi sekali sudah berangkat kerja sayang," kata ibu menjelaskan. "Yaah... jadi Vita ga bisa diantar ayah ke sekolah dong?," keluh Vita dengan muka lugunya. Ibu hanya tersenyum. Keluarga Vita bukanlah keluarga kaya. Ayahnya hanyalah seorang supir angkot. Ibunya juga hanya seorang penjual kue. Tapi Vita sangat bangga dengan kedua orang tuanya.
     
    Hari itu adalah hari pertama Vita di kelas 2 SD. Ia selalu bersemangat setiap harus berangkat ke sekolah. Tebak kenapa? Vita sangat senang berada dilingkungan yang ramai ,ia juga sangat rajin dalam belajar. Tapi ada satu yang paling ia tunggu disekolahnya.. Guru. Bagi Vita guru adalah pahlawan. Guru favorit di sekolahnya adalah Bu Tati. Beliau adalah guru yang sudah cukup berumur, tapi sangat ramah dan pengertian dengan setiap muridnnya, terutama Vita yang selalu bersemangat di sekolah. 

      "Pagi anak-anak, hari ini kita akan bercerita tentang cita-cita kalian saat sudah besar nanti. Setelah menceritakannya di depan, kalian harus menuliskannya di kertas ya, siapa yang mau lebih dulu?" kata Bu Tati. Semua murid mengangkat tangan. Satu persatu murid maju kedepan menceritakan tentang cita-citanya masing-masing. Dokter, polisi, dokter, dokter, suster, dokter, pilot, pilot, pilot. Hampir seluruh murid mempunyai cita-cita serupa. Kini giliran Vita, "Kalau sudah besar nanti aku ingin jadi Guru, karena bagiku guru adalah pahlawan tanpa pamrih yang paling banyak berjasa dalam hidup semua orang," jelas Vita. Seluruh kelas terdiam, bagi anak seumur Vita saat itu, guru bukanlah cita-cita yang terbayangkan, apalagi dengan alasan sebagus itu.
 
-----------------------------------------------------------------------------


       Hari-hari Vita selalu dihiasi dengan keceriaannya. Sayangnya tak banyak orang yang mau berteman dengannya. Rata-rata teman di sekolahnya adalah anak dengan orang tua berkecukupan. Tapi Vita tak pernah malu dengan keadaan orang tuanya, ia tak keberatan tak punya banyak teman ketimbang harus kecewa dengan keadaan orang tuanya. Tak aneh kalau setiap waktu istirahat tiba teman satu-satunya hanya lah Bu Tati. Beliau tak pernah keberatan membacakan buku cerita untuk Vita, belau juga tak pernah menolak untuk mengantar Vita pulang ke rumahnya kalau hari hujan. Bu Tati tidak punya keluarga. Dalam usianya yang sudah cukup berumur, tak ada orang yang membantunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Tak jarang Bu Tati terlihat lesu di sekolah, tapi beliau selalu menampakan wajah yang ceria di depan murid-muridnya. 
         
      Senyuman kini terlukis diwajahku mengingat sosok Bu Tati. Aku sangat mengenalinya, sosok penuh wibawa dan luar biasa. Halaman demi halaman buku biru itu kubaca sambil terawa sendiri.. Vita berulang tahun yang ke-8, ku lihat foto seorang gadis kecil bergaun merah jambu bersama dengan sosok luar biasa itu.. Ya, tak salah lagi itu adalah foto Vita dengan guru kesayangannya Bu Tati. Di hari istimewa itu, Ayah Vita sengaja mengadakan pesta ulang tahun untuk Vita. Ibu sengaja membuatkan gaun merah jambu sederhana untuk Vita pakai. Tak banyak yang datang ke pesta sederhana itu. Hanya 2 orang sepupunya dan 1 orang yang tak kunjung datang juga.. "Akan kah ia datang ibu?," tanya Vita tak sabar. "Pasti sayang, masa sih ia tak mau datang ke pesta ulang tahunmu?, mungkin ia sedang bingung memilih baju yang tepat untuk dikenakan ke pestamu ini," jawab ibu menghibur. Pesta sederhana itu tak juga dimulai. "Kita mulai saja sekarang ya sayang," kata ibu. "Nggak! pokoknya kalau belum datang Vita ga mau mulai," teriak Vita. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.


  Mau tahu kelanjutan ceritanya?? tunggu ya... (nyari ide dulu hehe)

           

1 komentar:

Haifa Nabila mengatakan...

bagus fi ! belakangnya bikin penasaran. saran aku periksa lagi, soalnya ada huruf yang ga keketik sama nulis partikel di- yang dipisah. hehe. kamu leuheung yg ga keketik huruf, aku kata. parah. aku mau lanjut baca dulu ya ! bye !

Posting Komentar

.

Coretan Mimpi

    Halo ... ini adalah cerpenku yang terbaru (kayak apa aja ya?) emang sih baru sedikit (kehabisan ide)...




    "CORETAN MIMPI"






         Tinggal selangkah lagi, aku kan gapai mimpiku yang dari dulu ku cita-citakan. Kini aku sedang mengepak semua barang-barangku bersiap untuk pergi meraih mimpiku itu. Kupandang sekeliling kamarku, semua barang sudah di pak, hanya tinggal lemari, tempat tidur, dan meja belajarku. Kudekati meja belajar itu, tergeletak sebuah buku biru lusuh, buku penuh kenangan. Ku buka halaman pertama buku itu, tertempel foto seorang gadis kecil dengan senyuman manis penuh impian. Aku sangat kenal gadis itu, ia adalah gadis penuh mimpi.
   Gadis itu bernama Vita. Anaknya lucu dan periang. Setiap hari selalu ia sambut dengan senyuman. "Vita, sudah jam setengah tujuh.. kalau tidak bangun sekarang nanti kamu telat pergi sekolah," kata ibu. "Ya bu, Vita sudah bangun kok!," teriak Vita dari kamarnya. Pagi ini cerah seperti biasanya, Vita bergegas membereskan buku dan mandi. Sarapan pagi ini berjalan seperti biasa, tapi ada satu sosok yang kurang di meja makan. "Mana ayah bu?," tanya Vita. "Ayah tadi pagi sekali sudah berangkat kerja sayang," kata ibu menjelaskan. "Yaah... jadi Vita ga bisa diantar ayah ke sekolah dong?," keluh Vita dengan muka lugunya. Ibu hanya tersenyum. Keluarga Vita bukanlah keluarga kaya. Ayahnya hanyalah seorang supir angkot. Ibunya juga hanya seorang penjual kue. Tapi Vita sangat bangga dengan kedua orang tuanya.
     
    Hari itu adalah hari pertama Vita di kelas 2 SD. Ia selalu bersemangat setiap harus berangkat ke sekolah. Tebak kenapa? Vita sangat senang berada dilingkungan yang ramai ,ia juga sangat rajin dalam belajar. Tapi ada satu yang paling ia tunggu disekolahnya.. Guru. Bagi Vita guru adalah pahlawan. Guru favorit di sekolahnya adalah Bu Tati. Beliau adalah guru yang sudah cukup berumur, tapi sangat ramah dan pengertian dengan setiap muridnnya, terutama Vita yang selalu bersemangat di sekolah. 

      "Pagi anak-anak, hari ini kita akan bercerita tentang cita-cita kalian saat sudah besar nanti. Setelah menceritakannya di depan, kalian harus menuliskannya di kertas ya, siapa yang mau lebih dulu?" kata Bu Tati. Semua murid mengangkat tangan. Satu persatu murid maju kedepan menceritakan tentang cita-citanya masing-masing. Dokter, polisi, dokter, dokter, suster, dokter, pilot, pilot, pilot. Hampir seluruh murid mempunyai cita-cita serupa. Kini giliran Vita, "Kalau sudah besar nanti aku ingin jadi Guru, karena bagiku guru adalah pahlawan tanpa pamrih yang paling banyak berjasa dalam hidup semua orang," jelas Vita. Seluruh kelas terdiam, bagi anak seumur Vita saat itu, guru bukanlah cita-cita yang terbayangkan, apalagi dengan alasan sebagus itu.
 
-----------------------------------------------------------------------------


       Hari-hari Vita selalu dihiasi dengan keceriaannya. Sayangnya tak banyak orang yang mau berteman dengannya. Rata-rata teman di sekolahnya adalah anak dengan orang tua berkecukupan. Tapi Vita tak pernah malu dengan keadaan orang tuanya, ia tak keberatan tak punya banyak teman ketimbang harus kecewa dengan keadaan orang tuanya. Tak aneh kalau setiap waktu istirahat tiba teman satu-satunya hanya lah Bu Tati. Beliau tak pernah keberatan membacakan buku cerita untuk Vita, belau juga tak pernah menolak untuk mengantar Vita pulang ke rumahnya kalau hari hujan. Bu Tati tidak punya keluarga. Dalam usianya yang sudah cukup berumur, tak ada orang yang membantunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Tak jarang Bu Tati terlihat lesu di sekolah, tapi beliau selalu menampakan wajah yang ceria di depan murid-muridnya. 
         
      Senyuman kini terlukis diwajahku mengingat sosok Bu Tati. Aku sangat mengenalinya, sosok penuh wibawa dan luar biasa. Halaman demi halaman buku biru itu kubaca sambil terawa sendiri.. Vita berulang tahun yang ke-8, ku lihat foto seorang gadis kecil bergaun merah jambu bersama dengan sosok luar biasa itu.. Ya, tak salah lagi itu adalah foto Vita dengan guru kesayangannya Bu Tati. Di hari istimewa itu, Ayah Vita sengaja mengadakan pesta ulang tahun untuk Vita. Ibu sengaja membuatkan gaun merah jambu sederhana untuk Vita pakai. Tak banyak yang datang ke pesta sederhana itu. Hanya 2 orang sepupunya dan 1 orang yang tak kunjung datang juga.. "Akan kah ia datang ibu?," tanya Vita tak sabar. "Pasti sayang, masa sih ia tak mau datang ke pesta ulang tahunmu?, mungkin ia sedang bingung memilih baju yang tepat untuk dikenakan ke pestamu ini," jawab ibu menghibur. Pesta sederhana itu tak juga dimulai. "Kita mulai saja sekarang ya sayang," kata ibu. "Nggak! pokoknya kalau belum datang Vita ga mau mulai," teriak Vita. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.


  Mau tahu kelanjutan ceritanya?? tunggu ya... (nyari ide dulu hehe)

           

1 Response to "Coretan Mimpi"

  1. Haifa Nabila says:
    15 Mei 2011 pukul 04.39

    bagus fi ! belakangnya bikin penasaran. saran aku periksa lagi, soalnya ada huruf yang ga keketik sama nulis partikel di- yang dipisah. hehe. kamu leuheung yg ga keketik huruf, aku kata. parah. aku mau lanjut baca dulu ya ! bye !

Posting Komentar